Anak Semua Bangsa

Hai-hai, lama gak nongol ke blog.

Oke, gak usah basa-basi-busuk, kali ini gw mau ngebahas alias nge-review salah satu roman yang keceh badai keren banget lah pokoke. Judulnya 'Anak Semua Bangsa' karangan Pramoedya Ananta Toer. Ini buku gw dapetin secara gak sengaja bulan kemaren pas gw lagi bistrip ke Magelang terus mampir ke Gramedia sono, eh, gw nemu buku yang keceh badai ini.

Iya, buku ini adalah salah satu tetralogi buru karangannya Pramoedya Ananta Toer. Ini adalah buku seri ke dua. Kalau lengkapnya: Bumi Manusia-Anak Semua Bangsa- Jejak Langkah- Rumah Kaca.

Tapi eh tapi, urutan gak sesuai dengan kenyataan. Buku tetralogi buru yang gw punya pertama adalah Bumi Manusia, Habis itu Rumah Kaca, terus Jejak Langkah, yang terakhir baru ini, Anak Semua Bangsa.


Yah mau gimana lagi, emang dapetin bukunya Pramoedya itu susah mampus. Apalagi yang tetralogi buru ini. Tau sendiri kan dia pengarang fenomenal? Semua bukunya di bredel sama Jaksa Agung broh pas jamannya Soeharto. Gila, pasti ada apa-apanya sama karangannya !

Emang iya, semua karangannya emang bener-bener fenomenal. Contohnya Bumi Manusia yang menguliti satu per satu semua kejelekan bangsa jawa sampe ke tulang sumsumnya. Bener-bener dikuliti abis ! Makanya semua karangannya banyak yang di bredel. Tapi bukunya si Pramoedya itu bagus-bagus banget menurut gue. Gak kayak pengarang lain yang kadang daya khayalnya sampe khayal banget, dia itu khayal tapi rada historis. Artinya untuk membuat cerita itu dia riset dulu dengan detail kemudian menyusun hasil risetnya jadi novel atau roman. Gw yakin kalau dia mahasiswa sastra pasti bakal langsung jadi mahasiswa sastra teladan satu Indonesia.

Kayak buku Anak Semua Bangsa ini, isinya melanjutkan dari buku yang pertama Bumi Manusia. Dia masih menceritakan tentang si Minke, seorang pribumi lulusan HBS Surabaya, siswa dengan nilai tertinggi satu Hindia, bahkan mengalahkan semua siswa Eropa, yang melanjutkan sekolah di STOVIA (sekolah kedokteran khusus pribumi) di Batavia. Di sini dia begitu mengagung-agungkan eropa, sampai-sampai semua karangannya berbahasa Belanda. Dia sebegitu mengagungkan Eropa sampai-sampai dia lupa kalau sebenarnya dia adalah penduduk Hindia.

Di sini semua teman-temannya menyarankan dia untuk mencoba mengarang dalam bahasa yang di mengerti penduduk Hindia, yaitu bahasa Jawa atau bahasa Melayu. Disini tentu saja terjadi pergumulan batin dan beda pendapat dengan semua teman-temannya yang malah kebanyakan orang Eropa, yang dia tidak menyutujui dengan alasan penggunaan bahasa tersebut. Dia merasa lebih nyaman dengan menggunakan bahasa Belanda, dan merasa lebih terpelajar bila menggunakan bahasa Belanda. Padahal semua teman-temannya punya maksud baik, yaitu dengan di gunakannya bahasa Jawa atau Melayu, itu akan membuat banyak penduduk Hindia bisa membaca dan mengerti arti dari tulisannya. Semua teman-temannya juga menginginkan dia menjadi pelita bagi penduduk pribumi.

Jean Marais, Miriam De La Croix, bahkan Nyai Ontosoroh (Sanikem) seorang gundik Eropa yang punya wawasan maju seperti bangsa Eropa mendesaknya untuk berbuat sesuatu terhadap bangsanya. Di buku ini juga mulai tumbuh nasionalisme baru, nasionalisme bangsa yang terjajah, yaitu Hindia Belanda. Karna rasa nasionalisme inilah yang kemudian mendatangkan nasionalisme Indonesia.

Menurut gue, buku-buku karangan Pramoedya adalah karya sastra terbaik bangsa Indonesia. Belom ada yang bisa mengalahkan gaya berceritanya, alur ceritanya dan yang lebih penting sumbangsihnya terhadap negara yang bisa menyamai Pramoedya. Bukunya gak cuman roman atau novel biasa, dia mengandung sejarah karna di buat berdasarkan catatan sejarah asli yang ada di Indonesia. Kalau kalian mau tau, sebenernya si Minke ini adalah menceritakan tentang Raden Mas Tirto Adi Suryo, pribumi pertama yang berhasil mendirikan percetakan sendiri 'Medan Prijaji'. Sumbangsihnya yang begitu besar terhadap negara ini di teliti oleh si Pramoedya dan di tulis sejarahnya lewat roman, sesuatu yang tidak biasa oleh Pramoedya.

Kalo kalian baca buku ini kayak kalian baca buku sejarah tapi gak ngebosenin, suer ! Tapi ya itu, cari bukunya susah, karena ini dulu buku fenomenal, gak boleh beredar, yang bahkan kalau sampe ketahuan membaca dan punya bukunya bisa di cap komunis sama Soeharto, sehingga bukunya sangat sulit di cari. Tapi untungnya kemaren habis cetak ulang ini buku-buku karangan Pramoedya ceritanya, dan udah pasti di Gramedia tersedia banyak. Tapi gw gak jamin ketersediaanya akan berlangsung lama, karna setau gua peminatnya banyak banget, jadi siapa cepat dia dapat.

Jadi buat elo yang hobi baca, buruan gih dapetin bukunya ! gak bakal nyesel lo punya dan baca karangannya Pramoedya. Apalagi buku 'Anak Semua Bangsa' ini, jiwa nasionalisme lo bakal bangkit saat baca buku ini !

Oke sekian dulu dari gua, entri-entri berikutnya juga akan membahas tentang buku-buku keren keceh badai yang baru gw dapetin, bayyy.............  

Post a Comment

2 Comments

  1. ciyeeeh... sekarang jadi tukang review buku.

    ReplyDelete
  2. iyah, daripada di anggurin, mending di bikin review

    ReplyDelete

Cieeehhhhh yang abis baca blog gue sambil ketawa-ketawa, kasih komentarnya dong sayy....